Random Posts

Saturday, August 22, 2015

PERBAIKAN DIRI

Salamun'alaikum

Saudaraku, bisa jadi kita kesal karena sesuatu peristiwa, baik yang menimpa diri kita sendiri atau yang menimpa orang lain. Baik yang benar-benar terang kita ketahui maupun yang masih samar seperti kata orang, berita atau informasi. Lalu ilmu setiap kita menjadi pagar penghalang dari jatuhnya kita pada berbuat kesalahan dan dosa akibat kesal itu tadi.

Seseorang bisa saja kesal lalu marah lalu mengumpat, memaki, menghina sampai memukul! Menyakiti orang lain. Lalu dia dibuat merasakan hal yang sama...disakiti orang lain. Lalu dia mengambil pelajaran dan mulai melatih dirinya untuk tidak menyakiti orang lain, walaupun itu sehalus menyakiti dengan kata-kata.
Dia harus temui kondisi itu! Pelajaran itu! Sampai dia bisa menjaga lisannya...tanda dia menjaga hatinya. Bila dia telah terbiasa begitu, itulah tanda bahwa dia diselamatkan oleh Allah. Maka akhirnya ia akan menjadi pribadi yang bisa menghargai sesuatu sehalus perkataan...yang terdengar (tanda ia ada), namun tak terlihat, tidak bisa diraba, tak berbau dan tak terkecap bahkan oleh lidahnya sendiri. Jadilah dia seseorang yang menghargai persaksiannya...syahadatnya.

Seseorang juga bisa menahan kesalnya. Dia tidak marah lalu mengumpat, memaki, menghina sampai memukul. Dia bisa mengatasi kesalnya. Dia menguasai dirinya. Tapi dia mengharuskan orang lain menjadi seperti dirinya atau mengerti bagaimana dirinya itu. Dan itu menjadi semacam standar operasi bagi dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Ini juga bahaya! Bahaya bagi dirinya karena dirinya bisa untuk tidak kesal tapi disaat yang sama dia juga bisa membuat orang lain kesal. Dia bisa menghargai persaksiannya tapi tidak bisa menghargai persaksian orang lain. Secara halus, samar dan tersembunyi dia menganggap dirinyalah benar, lebih benar atau paling benar.

Lalu bagaimana sebaiknya kita? Bila kesal tidak baik, menahan kesal pun tidak baik!

Disinilah kita seharusnya tunduk. Saat keadaan telah menundukkan kita! Dan suka tidak-suka pun kita akan dipaksa untuk tunduk! Harus ada Yang Maha Satu yang menundukkan semuanya! Yang menjadi satu titik fokus, ujung dari segala ujung, titik tuju dari semua yang ditundukkan...yakni Allah Subhanahuwata'ala...ALLAH...Rabb Yang Maha Suci. Yang Suci dari segala kesalahan, kelemahan dan kekurangan.
Ya...suka tidak suka kita akan selalu ditundukkan!
Dipaksa untuk tunduk!
Sebut saja...kegagalan, ketidak berdayaan, keterbatasan! Atau menjadi tua dan rapuh! Atau apa sajalah...
sampai itu Kematian.
Agar kita sadar bahwa ada Tuhan! Ada Rabb! Yakni Allah Yang Maha Kuasa!
Dan agar kita sadar bahwa kita hanyalah hambaNYA yang sangat lemah!
Bahkan kebenaran yang kita ketahui pun tetap menurut kelemahan kita sebagai hamba! Dan kita tak akan tau kebenaran sejati yang ada disisiNYA.
Hingga dikatakan! Ditantang! "Bila kamu memang benar maka tentukanlah kematianmu!"
Tentukanlah tanggal dan waktunya, tentukan juga kondisinya...bagaimana matinya. Dan harus lengkap...tentukan juga dikubur dimana, tentukan juga Surga Neraka nya! Bisa?
T I D A K   A K A N   A D A   Y A N G   B I S A !!!
Bahkan bersatunya semua yang tidak mau tunduk pada Allah! Baik yang di bumi, baik yang dilangit! Yang tampak, yang tersembunyi...semuah nya (pake H)...tetap saja makhluk! Bukan Tuhan! Bukan Rabb! Dan tak akan bisa merubah ketentuan bahwa yang diciptakan harus tunduk pada penciptanya!

Makhluk harus tunduk pada Khaliq...
...ALLAH...
Pencipta dan Penguasa segala yang ada di langit dan di bumi!

Ibarat budak! Budak hanya bisa patuh, tunduk, mengikuti apa kata tuan-nya! Karena sang budak itu tau apa yang akan dia peroleh dari tuannya bila dirinya patuh. Dia tau nikmat-nikmat yang ada disisi tuannya, dan dia mengharapkan itu. Walau ada juga budak yang mencintai tuannya. Dia tidak butuh imbalan dari tuannya. Yang dia inginkan hanyalah agar tuannya senang, Ridha!
Lalu akal manusia modern lancang mengatakan bahwa Islam, yang satu-satu nya agama disisi Allah itu "FAILED" karena mendukung perbudakan! Padahal kebudayaan modern ini pun tidak lepas sama sekali dari perbudakan! Malah lebih parah, karena perbudakan tampil dengan nama dan wajah yang bagus-bagus dan indah-indah...perserikatan inilah, itulah, persatuan inilah, itulah, perkumpulan penolong ini dan itu...DLL..DSB...tapi sejatinya...prakteknya...tetaplah perbudakan! Disaat Islam mengganjar orang yang berbuat baik dengan "Seperti memerdekakan sekian puluh, sekian ratus dan sekian ribu budak!".....memuliakan orang yang memerdekakan budaknya.

Lancang! Tidak adab! Awalnya dianggap tidak apa-apa, rapopo! Akhirnya menjadi biasa! Akhirnya menjadi terbiasa! Akhirnya susah untuk tunduk! Semakin menjadi penyakit yang ada dihatinya! Merasa benar! Merasa tau! Merasa berhak! Merasa bisa! Merasa boleh Complaint! Gpp! Rapopo! Sampai-sampai apa yang diperintahkan Rabb nya juga dibuat begitu...dijadikan perdebatan! Dijadikan alat! Dijadikan tameng! Dijadikan bahan mainan pikirannya dan kedudukannya!
Menerima kebenaran dengan bermain-main!

Tidak saudaraku. Siapa makhluk bisa paham Penciptanya? Seorang yang tunduk pada Rabb-nya tidak akan lancang mengatakan "Cukup memohon dimasukkan ke dalam SurgaNYA (tak usah minta bebas dari NerakaNYA) karena masuk Surga berarti tidak masuk Neraka!" tapi dia akan tetap memohon untuk dimasukkan ke dalam SurgaNYA dan memohon untuk tidak masukkan ke dalam NerakaNYA. Karena memang begitu perintahnya.

Bukanlah Allah itu menjadikan orang kaya untuk membantu orang miskin! Tapi Allah menjadikan orang miskin agar yang dijadikan kaya bisa menjalankan ketaatannya pada Allah sebagai orang kaya. Begitu juga perbudakan! Dan begitu juga semua yang musuh-musuh Allah lihat itu sebagai FAILED dari perintah-perintahNYA itu!

Bahkan Allah ciptakan Penglihatan dan Pendengaran agar kita bisa diuji!

Saudaraku, camkanlah dalam hati kita, dalam diri kita, dalam kesadaran kita...sekuat-kuatnya...bahwa Allah Maha Penyayang! Maha Belas Kasih! Maka tidak mungkin ada perbuatanNYA, perintahNYA yang salah!
Lalai, luput, lupa adalah bagian kita...hamba! Bukan bagian Allah...Pencipta. Dan Allah pun Maha Pengampun dan Maha Pemaaf atas segenap kelalaian, dosa dan kesalahan kita.
ALLAHUAKBAR! SUBHANALLAH!!! Begitu sempurnanya ALLAH! Sudahlah Kita diajarkan untuk tau! Kita di-didik untuk terbiasa! Disiapkan tempat latihannya...dunia ini! Diberi petunjuk pula! Dikasih contohnya pula! Lalu masih dimaafkan dan diampuni juga bila bersalah dan mengakui kesalahannya!

Maka Menyerahlah pada Allah...berserah (muslim)!
Ber-taqwa-lah!
Tunduklah...Tawadhu!
Dengan terus memperbaiki diri...kerja yang harus selalu kita lakukan sampai tiba kematian kita.
Dengan senang dan tenang menjalankan perintahnya,
Dengan menerima segala ketentuannya, baik dan buruk pun ketentuan itu!
Dengan sabar terhadap ujianNYA dan Syukur terhadap nikmat-nikmatNYA.
Itulah tanda bahwa dia sedang dibimbing oleh RABBnya!
Dibimbing oleh ALLAH menuju DIRINYA!
Karena semua pasti kembali padaNYA.

Dalam ketundukan hanya ada yang tunduk dan Yang Menundukkan. Tidak ada TAPI, tidak ada ALASAN!

"Ga ada tuh..Tapi akiu kan maunya beginih!" 

"Lho! Emang Allah ga tau!"

"Atau...Akiu kan ingin bahagia juga di dunia ini."

"Lho! Apalagi Allah! Dia paling pengen elu bahagia neng! Emang buat siapa semua kebaikan Allah itu? Buat Allah? Allah Maha Kaya neng! Ga butuh segala kebaikan kita, pujian kita, amalan kita...emang Allah minta disumbang apa?! Harus ditolong apa? Harus dipuji gitu supaya tetep terpuji! Mau gimana juga keadaan kita, baik kek, buruk kek, sendirian kek, rame-rame kek...Allah tetap Terpuji neng!"

"Hiks hiks hiks."

"Ga usah nangis neng, lebay itu namanya! Alay! Allah itu nyuruh ini itu, begini begitu buat kebaikan kita doang! Tapi kitanya aja kebangetan dableg (pake G)! Ga usah dipikir-pikir neng, ga usah disedih-sedihin begituh...jalanin aja! Ikutin ajah! Begituan mah jadi kelamaan neng! Iya kalo ga keburu game-over! Masa ia kita nyuruh Allah, nanya-nanya Allah! Allah mah ga ditanya neng...kita nih yang pasti ditanya mah!"

Dalam Ketundukan hanya ada Hamba dan Rabb! Maka bila ada kekecewaan, atau kegagalan, atau hal-hal yang luput, atau kesalahan, atau segala masalah yang kita anggap masalah...pastilah ada kebaikan dibalik itu semua, karena Allah tidak akan pernah mendzalimi hambaNYA.
Namun bila kita tetap bandel ingin melezatkan akal, rasa dan lidah untuk mencari siapa yang salah...tidak menerima pintu-pintu surga itu (ujian)...maka salahkanlah diri kita! Karena dalam Ketundukan hanya ada diri kita dan Allah saja! Dan Allah tidak mungkin salah!

Semoga uraian ini bermanfaat. Dan uraian ini hanyalah setitik bayangan debu dari samudra pelajaranNYA...samudra Kasih SayangNYA...Samudra CintaNYA.
Hanya Allah lah Yang Sebenar-benarnya Tau, dan itu bagian dari keterpujianNYA!
Dan Hanya Allah lah Yang Tau Bagaimana Memuji DiriNYA!
Tak akan mungkin jasad yang terbatas ini mengukur Zat yang tidak terbatas, lalu mengukur Ketidak-terbatasanNYA dengan keterbatasan itu.

Hanya Allah lah Yang Paling Segera menolong kita, karena Allah paling dekat dengan kita dari pada kita dengan diri kita sendiri! Dan semoga Allah menolong dan menyelamatkan kita semua. Aamiin

Hanya Allah lah Yang Paling Bisa diandalkan, kerana Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (semua "sesuatu" yang kita tau...sebutkanlah! Apapun itu! Adalah dibawah kekuasaanNYA)!
Dan semoga Allah jadikan kita hamba-hambaNYA yang taat padaNYA, dengan ketaatan  yang DIA Senangi...Ridha. Aamiin

Hanya Allah lah Yang Paling Sayang pada diri kita daripada kita pada diri kita sendiri! Karena tak ada yang tersembunyi dihadapan Allah! Dan tak akan bisa kita memuliakan diri kita, tak akan bisa kita memuliakan orang lain, sebagaimana Allah memuliakan hambaNYA...kita atau orang lain itu! Manusia adalah rahasiaNYA...maka kita tak akan bisa dan tak akan mungkin untuk mutlak dan benar-benar tau rahasia diri kita sendiri...karena kita sangat-sangat terbatas.
Tapi tidak demikian dengan ALLAH!
Dan semoga Allah Mengampuni dan Memaafkan kita semua.
Aamiin

Dan tak akan sampai kepada Allah semua yang kita perbuat...tak akan Allah terima segala kebaikan, doa...amal-amal...sebelum kita menganggap, sebelum kita mengikuti dengan hati dan perbuatan, sebelum kita mencintai melebihi cinta kita pada anak, istri, orang tua dan diri kita sendiri...Baginda Nabi Muhammad Shalallahu'alaihiwasallam! Hamba TerbaikNYA! Pemimpin Para Nabi dan RasulNYA! Yang diberikan kitab Al-Qur'an lalu mengajarkannya dan memberi contoh! Menjadi contoh bagi kita untuk menghamba pada Allah, untuk tunduk padaNYA. Menjadi Suri Tauladan dan menjadi Penerang jalan gelap bagi kita semua...umatNya.
Semoga Allah menaruh belas-kasih pada kita hamba-hambaNYA yang penuh salah dan penuh dosa ini. Hamba yang pasti bersalah dan berdosa ini. Karena hanya dengan belas-kasihNYA jualah kita bisa Selamat di dunia dan di akhirat. Hanya dengan RahmatNYA! Bukan karena amal-amal kita.

"Kita ga bisa ke-pede-an ngaku-ngaku sudah diampuni! Itu HakNYA Tuhan! Rabb!!! Emang kita Tuhan apa?"

Kita hanya bisa meletakkan harapan dan doa kita padaNYA diantara Takut dan Harap! Between Hope and Fear! Takut ditolak dan Berharap diterima! Begitulah penghambaan! Itulah Tunduk!
Disitulah indahnya "Semoga."
Disitulah syahdunya "InsyaAllah." (Oya, untuk saudara-saudaraku yang kebetulan punya anak alay, yang suka ributin INSYA dengan INSHA, yang bikin ketauan ga pernah ngaji nya, tolong diajarinlah, jangan sampai kebodohannya itu dijadikan bahan adonan kue perpecahan oleh musuh-musuh Allah! Suruh cari tau, belajar, soal Translasi aja kalo emang males ngaji! Dan bilangin juga jangan asal copas tulisan, foto atau pendapat aja! Malu-maluin bapaknya ajah!!!)

Dan sejarah memberikan pelajaran bagi kita, bahwa mereka...orang-orang yang di Rahmati Allah adalah orang-orang yang paling taat, paling kuat ibadahnya! Yang mereka tidak siaran (di TV di Medsos misalnya), tidak pamer, tidak meng-informasi-kan, tidak meng-konfirmasi-kan bahwa dirinya adalah orang taqwa! Walaupun demikian luar-biasanya amal-amal mereka.

Tidak Merasa Telah. Ga ngerasa udah. Sabar menjalankan ketaatan.

Dilakukannya yang terbaik tanpa merasa telah melakukan yang terbaik! Karena dia tau, dia sadar, dia tunduk...bahwa yang terbaik hanyalah DIA...HUU!!!

AllahummaSholli waSallim waBaariq 'ala Sayyidina Muhammad (Shalallahu'alaihiwasallam) wa'ala aalihi, waShabihi, waSaadati, waUmmati ajma'in.

Wallahul Muwafiq ila aqwamith thoriq
WasSalamu'alaikum waRahmatullah waBaraqaatuh
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-

Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.