Random Posts

Friday, May 29, 2015

BERDAMAILAH DENGAN DIRI SENDIRI

BERDAMAILAH DENGAN DIRIMU!

AsSalamu'alaikum waRahmatuLLAH waBaraqatuh

Saudaraku, begitu banyak nikmat yang Allah Azza Wa Jalla telah berikan pada kita, kita bahkan tidak akan mampu menghitung-hitung nya. Tak usahlah menghitung udara, sinar matahari, gravitasi, air, kesempatan, keselamatan, kepercayaanNYA yang sampai dibebaskan kita untuk melakukan apa saja, dibebaskannya kita untuk memimpin diri kita sendiri, untuk melakukan, menjalankan pilihan-pilihan dan impian-impian kita sebebas-bebasnya. Tak usahlah yang demikian, yang pasti sulit bagi kita untuk mengukurnya, 
yang pasti sulit bagi kita untuk menghitung-hitungnya...yang melekat dibadan kita saja, yang terlihat dan terasa saat ini...pakaian kita misalnya.
Bila kita coba memperhatikan pakaian kita sebentar saja, warna nya, ukurannya, bahannya, bagaimana ia dibuat dari awalnya, benang-benang awalnya, sampai tersusun menjadi kain, lalu diwarna, dipola, didisain, dijait, sampai dijualnya, dengan semua orang-orang yang terlibat dalam pengerjaannya dari awal, beserta keahlian dan tujuan orang-orang tersebut semuanya, sampailah kita memilihnya dan membelinya lalu mengenakannya! Untuk itu saja sudah lumayan menyita waktu kita, bahkan mungkin enggan, malah malas kita untuk mengingat-ingat, membayang-bayangkan sampai sejauh itu! 
Apalagi menghargainya! 
Apalagi memuji Allah Azza Wa Jalla yang telah menjadikan itu semua! 
Nyatalah...bukan saja malas, bosan atau lemah kita untuk memujiNYA. Bahkan kita tak akan mampu memujiNYA selayak seharusnya DIA dipuji.

TAPI! Bila kita telah melakukan suatu kebaikan untuk seseorang misalnya. Kita akan ingat sampai sekecil-kecilnya perbuatan baik kita itu. Dari peristiwanya, barangnya sampai berapa biaya yang dihabiskan, tenaga yang tercurah, waktu yang dipakai...bisa kita hitung semuanya. 
Ya kita bisa bilang saya ikhlas melakukannya! 
Tapi manakala orang itu membuat kita kecewa, mungkin dia kita anggap telah menyakiti kita, menyinggung perasaan kita, tak tau berterimakasih dan lain sebagainya...maka dengan mudah kita uraikan semua kebaikan kita itu! Ringan sekali lisan kita bercerita tentang apa yang telah kita perbuat padanya dan bagaimana kecewanya kita pada balasan yang kita rasakan. 
Ya ada sebagian orang yang bisa membungkusnya dengan kata-kata santun, yang lebih baik dari orang jujur tanpa saringan yang mengeluarkannya begitu saja. 
Lalu ada juga yang lebih mampu menahannya, lalu hanya membuat sindiran-sindiran yang ditujukan kepada orang itu. Walau dengan kata-kata suci atau kata-kata bijaksana seindah apapun dan sebaik apapun...tetap digerakkan dari niat menyindir, yang mungkin penyindir itu sendiri pun tak menyadarinya sama sekali...bahwa dia tengah menyindir, dia tengah terluka, dia tengah kecewa!
Bahkan ada juga yang lebih kuat lagi menahan kecewanya, dia malah mendoakan orang itu dengan segala kebaikan begini-begitu, tapi dihati kecilnya ada harapan orang itu akan mendapatkan balasan yang setimpal atau berharap suatu saat orang itu sadar atau mengerti bahwa saya telah berbuat baik padanya! Terluka-terluka juga.

Saudaraku, kita tak akan bisa rela apalagi ikhlas bila masih ada pihak ketiga. 
Bila masih butuh pemirsa! 
Bila masih butuh siaran! 
Maka kita masih terluka! Kita belum rela! Apalagi ikhlas!
Bila Rela itu kita menerima semuanya dengan senang hati tanpa terluka sedikitpun, tak perduli malah dengan bagaimana keadaan kitanya. Maka ikhlas hanya Allah Azza Wa Jalla saja yang ada dihadapannya...bukan masalah-masalahnya.

Ya, tidak mudah! Ya, teramat sukar untuk kita dapat berbuat seperti itu. 
Ujian demi ujian akan datang silih berganti untuk menguatkan kita. Menggosok hati kita! Seperti digosoknya batu-batu indah agar keluar keindahannya! Keindahan hati kita. Tanda Allah tengah memuji DiriNYA sendiri akan ciptaanNYA...Hati kita...satu-satunya tempatNYA pada diri kita. 
Yang tanpa bosan tanpa letih ujian itu datang! Meningkat dan terus meningkat kesulitannya! Bertubi-tubi! Yang semuanya sesungguhnya adalah sebagai tanda betapa Sayangnya dan Sabarnya Allah Ta'ala dalam mendidik kita. Karena Allah adalah Rabb...Tuhan dengan Sifat-SifatNYA Yang Agung, Tuhan dengan segala Nama-NamaNYA Yang Baik dan Agung! Robbul'alamiin!

Hanya Allah lah Yang Maha Tahu, kita tidak tau apa-apa!
Allah Tahu dari hati yang bagaimana keluarnya segala perbuatan yang kita perbuat. 
Apa yang tersembunyi dibalik perbuatan dan keinginan kita itu! Sekecil apapun itu! Yang bahkan kita sendiri tidak mengetahuinya...adalah Allah Azza Wa Jalla Tahu itu semua...semuanya! 
Tak ada yang tersembunyi! 
Tak ada yang luput dari Pandangan dan PengetahuanNYA!

Lalu diri ini malah pandai berkata-kata yang berpotensi mengundang kemurkaanNYA...
Kalau Allah sudah tentukan semua lalu untuk apa kita berusaha! 
Kalau Allah tau kenapa saya tidak ditolong!
Apa gunanya kita dikasih akal?
Mana kehendak bebas kita?

Dari pertanyaan tersebut saja...sang diri sudah membuat pernyataan tegas bahwa perbuatan Allah serupa dengan perbuatan dirinya. Lalu dipersoalkannya masa depannya! Digugatnya! Sementara semua yang telah terjadi, bahkan sedetik lalupun dari apa yang telah diperbuatnya, apa yang telah didapatkannya, apa yang telah terjadi pada dirinya...pertemuannya...bertemunya dirinya dengan ketentuan-ketentuanNYA, semisal mengangkat gelas ke mulutnya saja luput dari syukurnya!
Astaghfirullahal'adzim, faghfirli dzanbi jamii'an Yaa Ghofuurur Rohiim.

Allah Maha Tahu! Dan tidak serupa dengan kita TahuNYA Allah!
Allah Maha Berkehendak! Dan tidak serupa dengan kita segala KehendakNYA!
Jangankan serupa...mengerti pun kita takkan sanggup!
Maka nyatalah kita membutuhkanNYA!
Bukan Allah yang butuh kita!
Maha Tinggi, Maha Agung, Maha Perkasa Allah yang semua KeagunganNYA tidaklah membutuhkan sesuatu untuk menopang, membantu, menambah untuk menjadikanNYA Agung!

Saudaraku, marilah kita berdamai dengan diri kita sendiri. Semua yang telah terjadi terimalah sebagai KetentuanNYA yang sudah pasti terjadi. Katakanlah:
Qodarulloh wa maa syaa a fa’al
(Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi)

Berterimakasihlah pada Allah!
Bersyukurlah pada Allah!
Mohonkanlah MaafNYA,  mohonkanlah AmpunanNYA, mohonkanlah Kasih SayangNYA, mohonkanlah BimbinganNYA dan Mohonkanlah PerlindunganNYA!

Maka Insya Allah, semua akibat dari masa lalu kita, yang datang dikemudian hari, akan dapat kita terima dan akan dapat kita hadapi dengan ketenangan dan keyakinan akan pertolonganNYA sebagai sesuatu yang harus terjadi. 
Bukan dari orang itu, bukan dari orang ini, bukan dari diri kita sendiri, tapi dari Allah Azza Wa Jalla.
Bukan karena orang itu, bukan karena orang ini, bukan karena diri kita sendiri, tapi karena Allah Azza Wa Jalla.

Kita yang tidak bisa memastikan keselamatan diri kita sendiri, untuk itu kita memohon KeselamatanNYA.

Kita yang tidak bisa tau apakah Allah senang dengan apa yang telah kita buat, untuk itu kita memohon RidhaNYA.

Kita yang tidak tau seperti apa dan bagaimana akhir hidup kita nanti, untuk itu kita memohon PetunjukNYA. 

Memohon Hadiah Petunjuk di jalan yang lurus dengan segala NikmatNYA, seperti orang-orang yang telah diberi NikmatNYA dari awal sampai akhir zaman. Bukan orang-orang yang ingkar. Bukan pula orang-orang tersesat jalan.
Permohonan yang kita dirikan dan ulangi terus dan terus setiap hari.
Bersamaan dengan ucapan salam keselamatan yang disampaikan saudara-saudara kita, yang setiap hari berulang terus dan terus kita dapatkan juga.

Maafkan bila ada perkataan saya yang tidak berkenan di hati saudara-saudaraku yang telah diciptakanNYA dalam keadaan suci.
Maafkan bila mengusik kemuliaan saudara-saudaraku, yang sungguh saya tak akan mampu memuliakan saudara-saudara sebagaimana Allah telah memuliakan saudaraku sekalian.

Jum'at, 10 Sya'ban 1436H
Abdullah,
Muhammad Ihsan Kahfi Asy-Syatha
--------------------------------------

With Love
-Kaan Kahfi-


Silahkan jalan-jalan ke Tulisan Kaan Kahfi lainnya. Atas kunjungannya saya haturkan banyak terimakasih.